Dalam setiap perjalanan seseorang sebagai induvidu maupun sebagai mahluk sosial hampir dapat dipastikan menghadapi suatu masalah. Tidak hanya diri kita orang lainpun akan mengalami hal yang sama.
Adanya perbedaan-perbedaan pemahaman tentang pola / cara berpikir, prilaku hidup, keyakinan, bukanlah suatu yang ganjil atau tabu. Kondisi seperti ini akan ada di didalam kehidupan. Jelas kondisi semacam ini ada, karena adanya berbagai kondisi yang melatar belakanginya.
Perbedaan pandangangan dapat saja terjadi tetapi jangan sampai berpedaan tersebut justru memancing prilaku dan sikap yang dapat dikatagorikan pelecehan atau sebagai peluang untuk suatu tindakan pelecehan serta anarkis.
Sebenarnya inti dari masalah tersebut bukanlah pada masalah itu sendiri, .tetapi justru ada pada siapa, bagaimana dan dimana permasalahan itu dipermasalahkan.
Suatu permasalahan hanyalah akan menjadi permasalahan jika kita menjadikan memandangnya sebagai suatu masalah, sehingga mencuat kepermukaan, bergulir dengan berbagai tanggapan sehingga sering pula berakhir dengan kerunyaman dan kesimpang siuran.
Ketika masalah itu ada dihadapan kita, terkadang kita justru diam hanya melihat tanpa berbuat sesuatu ( acuh ),menghindar atau berpura-pura tidak tahu dan tidak mau tahu. Bukanlah tidakan yang bijak. Membiarkan diri diombang ambingkan oleh permasalahan dunia adalah kebodohan (moha) dalam bentuk yang amat umum, yang justru harus dituntaskan oleh kita sendiri.
Sejatinya masalah itu ada pada diri kita sendiri. Segala permasalahan yang kita temui haruslah kita lihat, kita rasakan dan harus dihadapi kemudian perlakukan permasalahan tersebut dengan bijak, memulangkan permasalahan tersebut pada diri kita sendiri.Jika kita dapat menemukan akar permasalahan tersebut dalam diri kita sendiri, akan mudah bagi kita untuk berbuat tanpa beban.
😊