Jumat, 12 Agustus 2016

Save The Eart

Tumpek Wariga, Tumpek Uduh, Tumpek Pengarah, Tumpek Pengatag, atau Tumpek Bubuh. Konsep Go Green masyarakat Bali.

Hari raya Tumpek Uduh, Tumpek Pengarah, Tumpek Pengatag, atau Tumpek Bubuh. Ini adalah hari Tumbuh – tumbuhan di Bali. Hari Raya yang jatuh pada hari sabtu kliwon wuku wariga,  Hari ini hari turunnya Sanghyang Sangkara yang menjaga keselamatan hidup segala tumbuh- tumbuhan (pohon-pohonan). Beliau memelihara agar tumbuh-tumbuhan itu subur tumbuhnya, hidup dan terhindar dari hama penyakit, supaya memberikan hasil yang baik dan berlimpah, melebihi dari yang sudah-sudah dan hemat walaupun dipakai atau dimakan. Maka Pada hari ini Tumbuhan dibuatkan Upacara untuk dimohonkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sanghyang Widhi Wasa, agar tumbuh dengan subur.
Tidak hanya hari itu saja, dalam keseharian, umat Hindu di Bali selalu memberikan upacara pada pohon – pohon yang besar,  mereka  memasangkan saput poleng sebagai tanda bahwa pohon tersebut adalah pohon yang dilindungi atau disakralkan. Rasa hormat terhadap tumbuh – tumbuhan, itu membuat masyarakat Bali tidak sembarangan memotong  atau dengan liar memotong pohon - pohon yang besar.

Ini adalah merupakan dasar konsep menyelamatkan dunia dengan menyelamatkan hutan sebagai paru – paru dunia yang besar, sehat, kuat dan handal, sebagai penghasil oksigen yang sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan lain untuk bernafas. Seandainya masyarakat Indonesia dan dunia bisa menerima konsep ini maka bisa terbayang oleh kita berapa besar paru-paru dunia bisa kita selamatkan.

Sesungguhnya perayaan Tumpek Wariga, Tumpek Uduh, Tumpek Pengarah, Tumpek Pengatag, atau Tumpek Bubuh ini ditujukan untuk keseimbangan dan kedamaian alam semesta. Dalam bahasa kerennya  Save the Eart atau Go Green. Astungkara...swaha.

Kami yang selalu bangga dengan budaya spiritual leluhur kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar